Rabu, 16 Desember 2009

Perpecahan Negara Berkembang & Maju Kian Mencolok

Rabu, 16/12/2009 15:50 WIB
Konferensi Iklim PBB
Perpecahan Negara Berkembang & Maju Kian Mencolok
Rita Uli Hutapea - detikNews

Reuters
Kopenhagen - Konferensi perubahan iklim PBB di Kopenhagen, Denmark telah menginjak pekan kedua. Perpecahan kian mencolok terlihat antara negara-negara berkembang dan negara maju.

Bahkan para perwakilan dari sebagian besar negara-negara Afrika meninggalkan ruangan konferensi pada Senin, 14 Desember pagi waktu setempat. Mereka menuding negara-negara maju berusaha menghapuskan Protokol Kyoto. Meski perundingan kembali dilanjutkan di hari itu, namun perbedaan mencolok antara sikap negara berkembang dan negara maju terus mewarnai konferensi PBB tersebut.

Di pekan kedua ini, para perwakilan negara-negara berkembang lebih vokal dibandingkan pekan pertama konferensi. Bahkan mereka tidak menyembunyikan ketidakpuasan mereka atas lambannya kemajuan konferensi. Demikian seperti dilansir
Sydney Morning Herald, Rabu (16/12/2009).

"Kami tidak takut. Kami tahu bahwa negara-negara maju telah membuat keputusan bahwa mereka ingin menghapuskan Protokol Kyoto untuk mengubah keseimbangan kewajiban antara negara-negara berkembang dan negara maju dan itu sama sekali tak bisa diterima oleh semua anggota G77," kata Lumumba Di-Aping, perwakilan Sudan, kepala blok negara-negara berkembang yang terdiri dari 135 negara.

Inti permasalahan adalah Protokol Kyoto. Negara-negara berkembang ingin memperluas Protokol Kyoto tahun 1997 tersebut yang menerapkan penalti bagi negara-negara kaya jika mereka tidak mematuhi batasan emisi ketat dalam protokol tersebut.

Namun negara-negara maju ingin menggabungkan Protokol Kyoto ke dalam suatu perjanjian baru dengan kewajiban untuk semua negara guna memerangi pemanasan global.


(ita/iy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar