Sabtu, 30 Oktober 2010

Letusan Merapi Disusul Hujan Pasir Tebal

Letusan Merapi Disusul Hujan Pasir Tebal
Sabtu, 30 Oktober 2010 | 01:47 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel terlihat dari Dusun Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (29/10/2010). Merapi mengeluarkan awan panas pada pukul 06.14 WIB yang luncurannya diperkirakan mencapai 1,5 kilometer ke arah barat. Saat keluar mulut gunung suhu awan panas bisa mencapai sekitar 600 hingga 1.100 derajat Celcius dan memiliki kecepatan luncur hingga 300 kilometer per jam.

SLEMAN, KOMPAS.com - Kepanikan warga belum reda setelah Gunung Merapi bergemuruh, Sabtu (30/10/2010) sekitar pukul 01.00. Kini, ribuan warga dipanikkan lagi oleh hujan pasir yang cukup tebal.

Sebaran pasir Merapi tergolong jauh. Fotografer KOMPAS.com Kristianto Purnomo dari kantor Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaporkan, hujan pasir juga terasa di lokasi tersebut.

Padahal, kantor desa tersebut berlokasi di Jl Kaliurang Km 19, sementara jarak antara lokasi tersebut ke Kaliurang sekitar 12 Km. Sedangkan dari Kaliurang ke puncak Merapi lebih dari 5-6 Km. Artinya, sebaran pasir dan abu dari puncak Merapi mencapai radius sekitar 20 Km.

Kristianto Purnomo melaporkan pula, jarak pandang menjadi sangat terbatas. Ia tidak bisa bergerak kemana-mana karena pasir terus mengguyur. "Masih hujan pasir, naik motor pun susah, kaca helm tertutup abu. Kalau tidak pakai helm, mata tertutup pasir," kata Kristianto.

Tim SAR dibantu para relawan langsung membagikan masker kepada para pengungsi. Mereka juga diminta untuk masuk ke ruang kantor desa, dan kamp pengungsian di dekatnya. Mereka umumnya orang-orang tua, perempuan dan anak-anak.

Kapasitas kamp pengungsi dan kantor desa tak mencukupi untuk menampung ribuan pengungsi.

Editor: yuli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar