Sabtu, 13 November 2010

Misteri Keberadaan Macan Tutul Merapi

Misteri Keberadaan Macan Tutul Merapi
Hewan pemanjat pohon ulung ini bukan merupakan salah satu kelompok satwa liar di Merapi.
SABTU, 13 NOVEMBER 2010, 06:48 WIB
Arinto Tri Wibowo, Ismoko Widjaya

VIVAnews - Macan tutul atau Panthera pardus terlihat melintas di Dusun Quaron, Kelurahan Candibinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, DIY, pada Kamis 10 November 2010, sekitar pukul 13.00 WIB.

Lokasi ini berjarak sekitar 12 kilometer dari puncak Merapi. Kondisinya mengkhawatirkan. Kaki penuh luka bakar dan sekujur tubuh dipenuhi abu vulkanik Merapi.

Pemunculan macan tutul ini menjadi tanda tanya. Karena, hewan pemanjat pohon ulung ini bukan merupakan salah satu kelompok satwa liar di Taman Nasional Gunung Merapi. Tetapi, memang sejak 2004 disebutkan bahwa macan tutul dan elang Jawa merupakan salah satu penghuni Merapi. Keberadaan macan tutul memang diakui, tetapi hingga kini jumlahnya tidak pernah diketahui.

"Saya yakin macan tutul ada di Merapi. Tetapi, hingga kini tidak pernah ada data jumlah hewan itu," kata Manajer Kebun Binatang Gembiraloka Joko Tirtono kepada VIVAnews.com.

Untuk menghitung jumlah mereka harus menggunakan alat khusus dengan fasilitas inframerah. Alat itu akan menghitung secara otomatis ketika dilewati hewan buas yang lincah ini. Tetapi sayangnya,"Kami tidak pernah punya alat itu," kata Joko.

Kepastian bahwa itu adalah macan tutul baru diperoleh Jumat 12 November 2010, siang kemarin. Saat mendengar ada kabar macan terlihat di lereng Merapi, Joko langsung menuju daerah yang masih masuk zona bahaya itu.

Di sana ada Solkidi, saksi mata yang juga pekerja peternak ayam. Solkidi mengaku hanya sekali melihat hewan langka yang dilindungi undang-undang itu. Joko pun memperlihatkan foto-foto kucing-kucing raksasa buas kepada Solkidi. Saat ditunjukkan foto macan tutul, Solkidi mengiyakan.

Joko pun menelusuri jejak-jejak macan tutul yang menuju Kali Gendol. Tetapi anehnya, saat diikuti jejak itu terputus. Hilang begitu saja tanpa diketahui sebabnya. Salah satu dugaan, hewan itu hinggap di atas pohon yang rindang. Sesuai karakternya.

Tetapi, di lokasi Candibinangun itu tidak ada pohon lebat yang menjadi favorit si macan. Bila tidak ada umpan yang dilahap, ada kemungkinan si kucing besar itu akan pindah ke lokasi lain. "Tapi jangan khawatir, jarak jelajah macan itu paling jauh sekitar lima kilometer," kata dia menenangkan.

Akhirnya, petugas memasang jebakan dengan umpan ayam dan kambing muda. "Menggunakan kambing muda diharapkan bisa meningkatkan rangsang si macan tutul. Karena, kambing muda itu selalu menjerit tak pernah berhenti. Bisa juga dirangsang dengan darah ayam," ujar dia.

Sejak penampakan itu, tidak ada hewan ternak atau warga yang menjadi korban. Mudah-mudahan hari ini ada hasil.

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar