Kentongan Jadi Alat Komunikasi Penting di Kali Code
Febrina Ayu Scottiati - detikNews
Jakarta - Tak hanya handy talky (HT), alat komunikasi tradisional seperti kentongan rupanya menjadi alat komunikasi yang penting khususnya bagi warga yang tinggal di bantaran Kali Code. Kentongan diperlukan untuk jadi penanda meningkatnya debit lahar dingin yang melintasi kota Gudeg, Yogyakarta.
Alat komunikasi yang biasanya digunakan warga ketika sedang ronda atau jaga malam itu kini menjadi alat yang penting selain pengeras suara dari masjid-masjid yang berada di bantaran sungai tersebut.
"Kami telah menyiapkan beberapa kentongan yang menjadi tanda kalau terjadi bahaya. Di mana warga harus menyingkir bila terjadi apa-apa," tukas Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti kepada wartawan di Media Center Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana, Jl Kenari, Yogyakarta.
Haryadi mengatakan terdapat dua dampak erupsi Gunung Merapi yang dialami warga kota Yogyakarta. Pertama, masuknya para pengungsi asal Sleman dan masuknya lahar dingin melalui Kali Code. Kali Code melintasi 8 kecamatan, 14 kelurahan dan 66 RW. Penduduk yang tinggal di bantaran sungai itu berjumlah 13 ribu orang.
Ia menuturkan, akibat lahar dingin yang masuk ke Kali Code, dasar sungai naik hingga lebih dari 1 meter. Hal itu membuat warga di sekitar bantaran Kali Code was-was.
"Ini yang kita antisipasi kalau terjadi hujan dalam intensitas besar dan lama yang berakibat melubernya air yang membawa pasir dan lumpur," ucapnya.
Lebih lanjut Haryadi menjelaskan, pihaknya telah menghimbau para ketua RW untuk menyiapkan warganya jika terjadi luapan lahar dingin. Pemkot Yogyakarta telah menggunakan titik pantau yang terhubung dengan sistem komunikasi baik melalui radio maupun HT yang terhubung dengan pos-pos tertentu.
"Dengan komunikasi tersebut, keadaan lahar dingin bisa terpantau secara real time dalam waktu 24 jam," sebut Haryadi.
Sebelumnya Haryadi menceritakan bahwa para warga Kali Code telah bergotong royong untuk membersihkan kali termasuk mengeruk pasir-pasir yang terbawa lahar dingin Gunung Merapi.
"Banyak sampahnya. Bahkan ada sapi mati yang hangus terbawa arus dari kawasan atas, Merapi. Situasi saat ini memang tidak menentu yang membuat kita semua harus waspada," tutup Haryadi.
(feb/gun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar