Kamis, 11 November 2010

Warga Riau Mengaku Lihat Kawanan Ikan Pesut di Sungai Kampar

Kamis, 11/11/2010 19:16 WIB
Warga Riau Mengaku Lihat Kawanan Ikan Pesut di Sungai Kampar
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews


Pekanbaru - Kawanan ikan besar menggegerkan warga yang tinggal di tepian Sungai Kampar, Desa Sebarak, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau. Warga menduga, makluk tersebut adalah ikan pesut yang biasanya hanya berada di Sungai Mahakam, Kalimantan.

Informasi mengenai kejadian itu disampaikan aktivis World Wild Fund (WWF) kepada para wartawan di Pekanbaru, Kamis (11/11/2010).

Juru Bicara WWF Riau, Syamsidar, mengatakan informasi tersebut sebagai sesuatu yang aneh. Sebab selama ini mahkluk yang juga disebut lumba-lumba air tawar itu tidak pernah ditemukan di seluruh sungai di Riau.

"Selama ini ikan paling besar hanya seberat 30 kg. Sedangkan ikan yang melintas diperkirakan panjangnya lebih 150 cm. Dan ikan itu melawan arus," kata Syamsidar.

Menurut Syamsidar, jika benar yang melintas itu ikan pesut adalah sesuatu yang luar biasa. Hal itu juga menimbulkan pertanyaan di mana selama ini ikan itu berkembang biak. Termasuk mengapa ikan itu baru muncul sekarang.

"Sebaiknya dinas perikanan Riau meneliti munculnya ikan tersebut," kata Syamsidar.

Sejumlah warga di tepian Sungai Kampar mengaku melihat ikan tersebut. Mereka meyakini mahkluk tersebut adalah ikan pesut. Ikan tersebut melintas dalam kawanan dengan jumlah sekitar 4 ekor.

"Dari jaman orang tua saya, belum pernah terdengar cerita ikan pesut di sungai ini. Tapi sekarang kami menyaksikan sendiri ikan pesut seperti lumba-lumba itu muncul di sungai ini. Ikan itu menyelam, nanti sekitar 30 meter kepala ikan itu muncul untuk menghirup udara," kata Syamsur Nazi (59), salah seorang warga.

Bamis, warga lainnya, juga mempunyai keyakinan yang sama. Dia mengaku sempat memotrek kawanan ikan itu dengan handphone. Namun hasilnya tidak begitu jelas karena posisinya terlalu jauh.

Bamis menambahkan, tidak ada warga yang berani mendekati kawanan ikan itu. Mereka khawatir, akan terjadi malapetaka jika menganiaya ikan-ikan tersebut.

"Kami takut menangkapnya. Soalnya sekarang ini di mana-mana ada bencana. Gunung Merapi masih meletus di Jawa. Nah, kalau ikan itu kami jaring, jangan-jangan nanti kampung kami kena bencana," ungkap Bamis.


(djo/djo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar