VIVAnews - Banjir bandang, yang diikuti tanah longsor, menghantam beberapa kota di Brazil. Dalam waktu 24 jam, bencana yang berlangsung Rabu, 12 Januari 2011 waktu setempat, menewaskan sedikitnya 257 orang. Tim penyelamat masih berjuang menyingkirkan reruntuhan bangunan dan timbunan lumpur untuk mencari korban.
Menurut kantor berita Associated Press, banjir dan longsor ini dipicu oleh hujan deras yang terjadi sepanjang Selasa dan Rabu kemarin di lereng pegunungan Serrana, negara bagian Rio de Janeiro.
Situasi terparah berlangsung di kota Teresopolis, yang terletak 65 kilometer sebelah utara Kota Rio de Janeiro. Curah hujan yang deras membuat sungai di pegunungan Serrena meluap dan banjir bandang pun tak terhindarkan.
Banjir bandang menyeret mobil-mobil dan mencabut pepohonan dari akarnya. Binatang-binatang yang tertinggal terlihat terbawa arus. Pada sebuah tayangan televisi, terlihat warga bersusah payah mencari pegangan demi menyelamatkan diri.
Rumah-rumah yang terbuat dari kayu luluh lantak, meninggalkan jejak lumpur yang dalam. Menurut laporan Badan Pertahanan Sipil Brazil, sedikitnya 130 orang tewas di kota yang kebanyakan dihuni oleh warga miskin ini. Angka kemungkinan masih akan bertambah karena proses pencarian korban belum selesai.
“Banyak orang yang hilang, dan sepertinya kebanyakan dari mereka tidak akan ditemukan,” ujar seorang warga, Angela Marina, yang mengaku kehilangan 15 anggota keluarganya pada banjir tersebut.
Banjir bandang juga terjadi di kota Nova Friburgo yang juga terletak di pegunungan. Dilaporkan 107 orang tewas tersapu banjir di kota ini. Di antara yang tewas ada empat anggota pemadam kebakaran yang tengah membantu proses penyelamatan. Tiga orang pemadam kebakaran lainnya dilaporkan hilang setelah truk pemadam mereka dihantam longsor lumpur.
Di beberapa kota tetangga, dilaporkan lebih dari 20 orang tewas, menjadikan angka korban tewas mencapai lebih dari 200 orang. Sebanyak 800 orang tim penyelamat diturunkan di kota Teresopolis untuk mencari korban tewas maupun selamat.
Sampai Rabu, para penyelamat menggunakan perangkat berat, sekop maupun tangan telanjang untuk menggali reruntuhan mencari para korban. Belum dilaporkan berapa orang yang telah diselamatkan. Namun, dilaporkan, 50 orang masih hilang, dan diperkirakan angkanya masih akan terus bertambah.
Di Sao Paulo banjir juga masih menggenang sejak Minggu lalu. Sebanyak 21 orang tewas pada rumahnya yang runtuh akibat longsor lumpur dan banjir bandang. Helikopter dikirimkan untuk membantu proses evakuasi korban.
Presiden Brazil, Dilma Rousseff, telah menandatangani dana bantuan pada Rabu sebesar US$641 juta atau sekitar Rp. 5,7 triliun ke negara bagian Rio dan Sao Paulo yang terkena dampak banjir. Dana ini akan digunakan untuk membangun infrastruktur yang rusak dan upaya pencegahan bencana serupa di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar