VIVAnews - Banjir yang melanda kawasan Australia Timur dalam empat hari terakhir telah menewaskan sedikitnya 13 orang. Ibukota negara bagian Queensland, Brisbane, Rabu kemarin mirip kota hantu karena tidak ada aktivitas rutin setelah penduduk setempat mengungsi ke tempat aman dari ancaman banjir bandang.
Demikian laporan kantor berita Associated Press. Menteri Besar (pejabat setingkat gubernur) Queensland, Anna Bligh, mengatakan sejak awal pekan ini hingga Kamis banjir di wilayahnya sudah merenggut nyawa tiga belas jiwa. Dengan demikian, sudah 23 orang tewas sejak banjir akibat hujan lebat melanda Queensland akhir November 2010.
Hingga Kamis, 13 Januari 2011, suasana di Brisbane dan sekitarnya masih mencekam. Di banyak tempat, air banjir masih belum surut sehingga penduduk belum boleh meninggalkan pengungsian. "Situasi saat ini masih sangat berbahaya. Penduduk pagi ini menanyakan kondisi rumah dan tempat usaha mereka kepada pihak berwenang," kata Bligh kepada stasiun radio ABC.
Hampir semua tempat di Brisbane, kota ketiga terbesar di Australia, terendam air banjir. Menurut Walikota Campbell Newman, sekitar 11.900 rumah dan 2.500 tempat usaha telah menjadi kolam, sehingga tidak dapat dihuni. Selain itu, 14.700 rumah dan 2.500 tempat usaha lainnya juga tergenang air walau tidak sampai parah.
Sebanyak 2.100 jalan tidak dapat lagi terlihat dan ribuan warga memenuhi pos-pos pengungsian dan banyak warga lain pindah ke rumah-rumah kerabat. Pihak berwenang pun terpaksa memutus aliran listrik di banyak tempat untuk mencegah risiko munculnya korban akibat sengatan listrik. (hs)
Bencana#BC# silih berganti tidak saja terjadi di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia. Ummat manusia perlu berkaca diri atas apa yang sudah dan akan dilakukan....
Jumat, 14 Januari 2011
Diserang Banjir, Brisbane Jadi Kota Hantu
Diserang Banjir, Brisbane Jadi Kota Hantu
KAMIS, 13 JANUARI 2011, 08:19 WIB
Renne R.A Kawilarang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar